Blogger Widgets Ahalan Wa Sahlan Ya Ikhwani fillah......!!!!: Teori Akuntansi - Konsep Laba Blogger Widgets

Sabtu, 21 Desember 2013

Teori Akuntansi - Konsep Laba



BAB I
PENDAULUAN
1.      Latar Belakang
Konsep laba dan arus kas suatu perusahaa selalu menjadi bahan perbincangan yang menarik bagi akuntan dan analis keuangan. Laba akuntansi dan arus kas adalah ukuran kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari para investor dan kreditur. Hal ini dikarena laba menentukan harga saham perusahaan. (Suwardjono.2005,p,484) Demikian halnya laba akuntansi dan aus kas perusahaan mempunyai arus kas positif terhadap return saham (Triyono dan Hartono,2000,p.63).
Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Besar dan kecilnya laba yang di sebperoleh suatu perusahaan menunjukkan kinerja/prestasi perusahaan tersebut. Dengan demikian, laba dapat dimaknai dan di interpretasikan sebagai pengukur efisiensi oleh investor dalam bentuk return on investment (ROI) (Suwardjono,2005, p, 459). FASB (financial Accounting Standards Board) menyatakan bahwa informasi laba yang di hitung dengan dasar akrual biasanya bias menunjukkan informasi prestasi yang lebih baik dibanding dengan informasi penerimaan dan pengeluaran kas (arus kas), sehingga laba dapat di interpretasikan sebagai alat untuk mengkonfirmasi harapan-harapan investor atau pemakai lain dalam menilai kinerja perusahaan (Suwardjono,2005, p, 456).
2.      Rumusan Masalah
Adapun rmusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
·         Apa itu laba akuntansi
·         Apa itu laba ekonomi?
·         Bagaimana cara penghitungan laba?
·         Bagaimana laba menurut konsep akuntansi?
3.      Tujuan Masalah
Adapun tujuan yang bisa diambil berdasarkan rumusan di atas, sebagai berikut:
·         Bisa menjelaskan tentang laba akuntansi
·         Bisa menjelaskan tentang laba ekonomi
·         Bisa menjelaskan bagaimana pengitungan dalam laba
·         Bisa menjelaskan laba dalam konsep akuntansi















BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengantar
Dalam praktiknya fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran kinerja atau prestasi management perusahaan. Produk akuntansi yaitu laporan keuangan diharapkan dapat memberikan tolak ukur secara jelas terhadap prestasi perusahaan. Banyak faktor dalam laporan keuangan yang dapat menjadi tolak ukur, salah satu faktor yang digunakan adalah pengukuran income atau laba. Laba merupakan elemen penting yang menjadi perhatian para pemakai laporan keuangan karena diharapkan laba cukup besar untuk menunjukkan kinerja perusahaan dinilai baik secara keseluruhan.

2.      Polemik Tentang Laba
Sebuah polemic yang tertulis dalam surat pembacaTEMPO 9 desember 1989 antar penulis dengan Kwik Kian Gie yang menyangkut perbedaan persepsi tentang konsep laba. Berikut ini adalah polemic tersebut.
Menurut hasil wawanara penulis dengan Kwik Kian Gie yang dimuat TEMPO edisi 25 november 1989 di rubric Ekonomi dan bisnis dengan judull tidak cukup dengan itikad baik , memuat tanggapan beliau tentang posisi AGIO SAHAM. Beliau berpandapat bahwa agio saham adalah laba karena empat alasan pokok. Seperti di bawah ini:
1.      Perusahaan biasanya minta agio dengan alasan akan membagikan keuntungna di kemudian hari
Jawaban penulis :
Alasan tidak mudah untuk menopang pendapat agio sebagai laba. Penulis berpendaapat agio bukan diminta. Agio muncul dari perbedaan
2.      Prinsip akuntansi secara ketat menetapkan agio harus dicantumkan secara pisah, \karena agio bukan modal saham.
3.      Agio juga merupakan laba. Perusahaan boleh membagi dividen dari ago saham.
4.      Agio boleh langsung dikantongi komiten

3.      Laba Akuntansi dan Money Income
Accounting Income adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu. Venon Kam (1986) menggunakan istilah business income yang berarti kelebihan dari harga akhir yang dibayar individu dan lembaga lain atas output perusahaan diatas biaya yang dikeluarkannya.
Penghitungan income atau profit ini sangat sederhana jika transaksi itu completed atau sempurna, tidak ada saldo piutang, sisa persediaan atau aktiva tetap. Semua terjual dan menjadi kas. Untuk kasus seperti ini, laba adalah jumlah kas yang ada setelah semua dikonversikan ke kas pada akhir periode dikurangi dengan jumlah kas (modal awal) pada awal periode. Kalau hasil penjualan barang dan sebagainya Rp15.000,00 sedangkan modal awal adalah Rp10.000,00, laba bisnis adalah Rp5.000,00.
Namun, dalam kenyataannya tidak demikian, apalagi bisnisnya besar dan luas. Di samping ada transaksi perusahaan yang sudah sempurna dilaksanakan, masih banyak lagi transaksi yang belum sempurna dilaksanakan, masih banyak lagi transaksi yang belum sempurna pelaksanaannya, yang masih memerlukan kas tambahan atau pengorbanan lainnya. Mungkin ada piutang, ada persediaan barang, dan ada aktiva tetap yang terus-menerus dipakai dalam proses bisinis. Dalam konteks ini Vernom Kam (1986) memberi dua kemungkinan, yaitu:
1.      Kondisi pasti (certainty), di mana jumlah harga atau kas yang akan diterima atau dibayarkan di masa yang akan datang dapat ditentukan;
2.      Kondisi penuh ketidakpastian (uncertainty) dimana jumlah harga atau kas yang akan diterima atau dibayarkan di masa yang akan datang belum dapat ditentukan secara pasti.
Untuk kasus yang pertama , hampir sama dengan kasus sederhana diatas, perbedaannya hanya terletak pada taksiran kas terhadap kondisi dari transaksi yang akan datang yang sudah dapat ditentukan itu. Sementara itu, yang selalu terjadi adalah kasus kedua  dimana transaksi kas kebanyakan masih belum menentu baik kejadiannya, waktunya, dan harganya. Untuk itu, kita menghadapi beberapa masalah tentang : nilai ekonomi, harga, modal, skala, pengukuran pertukaran. Nilai ekonomi adalah preferensi seseorang terhadap suatu komoditas berdasarkan kegunaan baginya di masa yang akan datang dibanding dengan komoditas lain. Jika terjadi pertukaran, muncullah harga atau harga pertukaran (exchange price). Harga ini ditetapkan berdasarkan nilai uang. Maka, di sini muncul beberapa bentuk harga, yaitu:
1.      Harga historis (historical cost)
2.      Harga sekarang (current price) atau harga ganti  (replacement cost) atau exit price;
3.      Harga nanti bisa harga ganti nanti, atau harga exit price nanti;
4.      Harga diskonto atau computed amount.
Akuntansi konvensional masih lebih banyak menggunakan harga historis. Harga ini sangat menentukan dalam perhitungan laba, income atau profit. Tetapi dengan FASB 157 mulai digunakan Fair Value.
1.      Modal (Capital)
Modal adalah aktiva bersih. Laba menaikkan modal atau aktiva bersih. Laba adalah arus kekayaan, sedangkan modal adalah simpanan kekayaan. Oleh karena itu, penentuan laba, yaitu penentuan kenaikan modal juga menyangkut masalah harga juga. Modal bisa berarti financial capital di mana tekanannya adalah nilai uang dari aktiva dikurangi dengan nilai kewajiban yang merupakan kontribusi uang pemilik kepada perusahaan. Physical capital, yaitu di sini difokuskan pada kemampuan fisik dari modal itu untuk memproduksikan barang dan jasa bukan pada nilai uangnnya. Ukurannya adalah kapasitas produksi dari aktiva yang dimiliki.
2.      Replacement Cost Income
Dalam konsep Replacement Cost Income dikenal dua komponen income, yaitu:
o    Current operating profit yang dihitung dari pengurangan biaya pengganti (replacement cost) dari penghasilan;
o    Realized holding gain and loss yang dihitung dari perbedaan antara replacement cost dari barang yang dijual dengan biaya historis dari barang yang sama. Laba rugi ini dapat dibagi dua, yaitu.
a.      Yang direalisasi dan accrued selama periode itu;
b.      Yang direalisasi pada periode itu, tetapi accrued pada periode sebelumnya.
Dari pembagian ini, menurut Belkaoui, Accounting Income dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pa = X + Y + Z
Pa = Accounting Income
X  = Current operating profit
Y   = Realisasi dan accrued holding gain pada periode itu
Z  = Realisasi holding gain pada periode itu, tetapi accrued pada periode sebelumnya
Money Income berbeda dengan Accounting Income dalam hal:
1.      Money income dihitung berdasarkan nilai replacement cost, sedangkan Accounting Income berdasarkan historical cost;
2.      Money income hanya mengikuti gain yang accrued pada periode itu.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa money income dapat dihitung sebagai berikut.
Pm = Pa – Z + W
Pm = Money Income
Pa = Accounting income
Z = Realisasi holding gain and loss pada periode itu accrued pada periode sebelumnya
W = Holding gain and loss yang belum terealisasi
Atau bisa juga dihitung sebagai penjumlahan dari:
1.      Current operating profit atau X;
2.      Realisasi dan accrued holding gain pada periode itu atau Y;
3.      Holding gain dan loss yang belum direalisasi yang accrued pada periode itu.
Contoh:
            Dibeli 1.000 unit produk A seharga Rp100,00 per unit. Pada akhir 31 Desember 1999 replacement cost adalah Rp200,00 per unit. Jumlah 1.000 unit dijual pada akhir tahun 2000 dengan harga Rp300,00 per unit. Harga replacement cost adalah Rp250,00 per unit.
1999: Accounting Income adalah           Rp0,-
Pa    = X + Y + Z
= 0 + 0 + 0
= 0
Money income adalah                    Rp1.000,-
Pm         = X + Y + Z
= 500 + 500 + 0
= 1.000,-
2000:  Accounting income adalah           Rp2.000,-
atau 500 + 500 + 1.000                    = Rp2.000,-
Money Income adalah                      Rp1.000,-
atau 500 + 500                                   = Rp1.000,-
atau Pa – Z + W
2.000 – 1.000 + 0                            = Rp1.000,-
Pada tahun pertama accounting income tidak ada laba, namun pada dua periode tersebut accounting income sama dengan money income.
Perbedaan antara laba akuntansi dan laba ekonomi dapat dilihat dari rumus sebagai berikut (Most, 1982).
Accounting Income + Perubahan Aktiva Berwujud yang tidak direalisasi – Perubahan Aktiva berwujud yang terjadi pada awal periode + Perubahan nilai Aktiva Tidak Berwujud = Laba Ekonomi.
4.      Laba Ekonomi (Economic Income )
Sebenarnya yang memulai membahas masalah konsep laba ini adalah para ahli ekonomi. Kemudian propesi akuntan mengikutinya. Adam smith menjelaskna bahwa income adalah kenaikan dalam kekayaan. Pengertian ini diikuti oleh marshall dan kawan- kawan dan dihubungkannya  dalam konsep prakatik bisnis. mereka membedakan modal tetap dengan modal kerja, modal fisik, dan laba dan menekankan pada realisasi sebagai pengakuan laba. Von Bohm Bawerk pada akhir abad 19 telah memperkenalkan pendapat bahwa laba bukan saja unsure kas, dia memperkenalkan konsep laba dan moneter. Kemudian pada awal abad 20, fischer, lindahl, dan hick menjelaskan sifat- sifta laba ekonomi, mencakup 3 tahap:
1.      Physical Income : konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan. Laba jenis ini tidak dapat diukur.
2.      Real income : ungkaan kejadian yang memberikan peningkatan terhadapa kesenangan fisik. Ukuran yang dapat digunakan untuk real income ini adalah biaya hidup. (cost of  living) dengan kata lain kepuasan timbul karena kesenangan fisik yang timbul dari keuntungan yang diukur dengan pembayaran uang yang dilakukan untuk membeli barang dan jasa sebelum dan sesudah konsumsi
3.      Money income : hasil yang diterima dan dimaksudkan untuk konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Menurut fischer, real income lebih dekat dengan pengertian akuntansi tentang income. Lindahl menganggap konsep laba sebagai interst yaitu merupakan penghargaan terus menerus terhadap barang modal sepanjang waktu. Perbedaan antara interest dan konsumsi yang diharapakan pada periode tertentu dianggap sebagai saving. Hick mengembangkan teori fischer dan lindahl tentang economic income , ia mendefinisikan personal income sebagai berikut :
Jumlah paling tinggi yang dapat dikonsumsikan seseorang selama seminggu dan dia masih mengaharapkan seperti itu pada akhir minggu sebagaimana keadaannya pada awalnya.
Definisi dapat disederhanakan menjadi :
jumlah maksimum yang dapat dikonsumsikan pada periode tertentu dan dia masih tetap mempertahankan modalnya tidak berkurang.
Konsep capital maintenance
Menurut konsep ini, laba baru disebut ada setelah modal yang dikeluarkan tetap masih ada (capital maintenance atau return of capital) atau biaya yang telah ditutupi  (cost recovery) atau pengambilan modal return of capital.
Konsep ini dapat dinyatakan baik dlam ukuran uang (unit of money) yang disebut financial capital atau dalam ukuran tenaga beli (general purchasing power) yang disebut physical capital. Berdasarkan dua konsep ini, maka konsep capital maintenance menghasilkan empat konsep sebagai berikut :
Financial capital
a.       Money maintenance, yaitu financial capital yang diukur menurut unit uang. Menurut konsep ini modal yang ditanamkan oleh pemilik tetap terpelihara. Laba menurut konsep ini adalah perubahan net aset dengan menyesuaikan transaksi modal yang dijabarkan dalam ukuran uang. Konsep ini sama dengan konsep yang dianut dalam akuntansi konvensional.
b.      General purchasing power money maintenance yaitu financial capital yaiu yang diukur menurut benda yang sama. Menueurt konsep ini, tenaga beli dari modal yang diinvestasikan pemilik tetap dipertahankan sehingga menurt knsep ini laba adalah perubahan net aset setelah disesuaikan transaksi modal yang diukur dengan tenaga beli yang sama. Konsep ini sama dengan GPLA (general price level adjusted) historical cost accounting
physical capacity.
a.       Productive capacity maintenance yaitu physical capital yang diukur menurut konsep uang.
Menurut konsep ini, kapasitas produksi dipertahankan, kapasitas produksi dapat diartikan sebagai kapasitas fisik, kapasitas untuk berproduksi, (volume) barang dan jasa yang sama dan kapasitas / memproduksi  nilai barang dan jasa yang sama. Konsep ini sama dengan current value accounting.
      Current value (nilai sekarang) dapat dihitung dengan lima metode:
1.      Capitalization atau present value method. Yaitu jumlah berssih dari arus kas (kas masuk- kas keluar) yang diharapkan diterima selama umur ekonominya yang didiskontkan pada saat sekarang. Untuk menghitung ini, perlu diketahui :
a)      Arus kas yang diharapkan dari penggunaan / penjualan aset tersebut.
b)      Jangka wakktu arus tersebut.
c)      Jumlah sisa umur aktiva tersebut
d)     Discount rate (tingkat diskonto)
2.      Current entry price . yaitu jumlah kas atau aktiva lainnya yang dibutuhkan untuk mendapatkan aktiva yang sejenis atau yang sama. Istilah yang sering ada adalah:
a)      Repleacement cost used adalah jumlah kas yang diperlukan untuk mendapatkan aset yang serupa yang memilki umur pemakaian yang sama di pasaran barang bekas.
b)      Reproduction cost adalah jumlah akas atau aktiva yang diperlukan untuk mendapatkan aset yang persisi sama dengan aktiva yang ada sekarang (aset yang baru).
3.      Current exit price (net realizable value) current exit price adalah jumlah kas yang diterima atau utang yang dianggap lunas. Apabila aset tersebut dijual, umumnya nilai ini bermakna :
a)      harga penjualan yang ada di pasar bebas bukan harga yang timbul karena terpaksa.
b)      Harga jual saat berlangsungnya pengukuran/ pencatatan
b.      general purchasing power , prosuctive capacity maintenance yaitu physical capital yang diukur denga unit tenaga beli yang sama. Menurt konsep ini, kapasitas produksi fisik perusahaan yang diukur dalam unit tenaga yang sama dipertahankan. Konsep yang serua dengan ini adalah GPLA current velue accunting.
5.      Ilustrasi Perhitungan Laba
Contoh untuk pembedaan keempat konsep laba diatas :
PT. Cimpago Maju memilki kekayaan bersih sebesar Rp. 10.000.000,- pada tanggal 1 Januari 2000 dan pada tanggal 31 Deember 2000 menjadi 15.000.000,- . untuk mempertahankan kapasitas produksi fisik perusahaan yang sebenarnya diperlukan biaya Rp. 12.500.000,- sedangkan tingkat harga umum naik 10% selama  periode itu.
Pertanyaan : hitunglah menurut keempat konsep
Jawab :

1.      Money maintenance :
Net asset 31 Desember 2000  Rp. 15.000.000,-
Net asset 1 Desember 2000    Rp. 10.000.000,-
-----------------------------------------------------------
Laba                                        Rp    5.000.000,-

2.      GPP Money maintenance :
Net asset 31 Desember 2000              Rp. 15.000.000,-
Net asset 1 Desember 2000    Rp. 10.000.000,-
Penyesuaian GPL =
10% x Rp. 10.000.000,- =       Rp.    1.000.000,-
                                                                                    Rp. 11.000.000,-
----------------------------------------------------------------------
Laba                                                    Rp    5.000.000,-

3.      Productive capacity maintenance :
Net asset 31 des 2000                                                             Rp.15.000.000,-
Bagian yang diperlukan untuk
mempertahankan kapasitas produksi perusahaan                    Rp.12.500.000,-
-----------------------------------------------------------------------
Laba                                                                                        Rp. 2.500.000,-
4.      GPP productive capacity maintenance :
Net aset 31 des 2000                                      Rp. 15.000.000,-
Bagian untuk mempertahankan
kapasitas produksi yang diperlukan
Net asset 1 jan 2000                            Rp. 12.500.000,-
Penyusesuaian GPL =
10% x Rp. 12.500.000,- =                   Rp. 1.250.000
Rp. 13.750.000,-
--------------------
Laba                                                                Rp.   1.250.000,-

6.      Laba menurut Konsep Akuntansi
Ada beberapa perbedaan pandangan dalam mengitung laba (income) menurut konsep akuntansi. Di antaranya ada empat konsep yaitu:
1.      Pemikiran klasik yang berpedoman pada postulant unit of measure dan prinsip hisrtorical cost yang sering disebut historical cost accounting atau conventional accounting sebagaiman yang kita anut saat ini. Konsep ini dinamakan konsep laba accounting income.
2.      Pemikiran neo klasik yang mengubah postulat unit of measure untuk menerapkan dengan menerapkan perhitungan perubahan tingkat harga umum (general price level) dn tetap mempertahankan prinsip historical cost. Konsep ini dikenal dengan istilah GPLA historical cost accounting. Dan perhitungan labanya disebut GPLA accounting income.
3.      Pemikiran radikal: yang memilih harga sekarang (current value) sebagai dasar penilaian bukan historical cost lagi. Konsep ini dikenal dengan current value accounting sedang perhitungan labanya disebut current income.
4.      Pemikiran neo radikal yang menggunakan current value tetapi disesuaikan dengan perubahan tingkat harga umum. Konsep ini disebu GPLA current value accounting, sedangkan perhitungan labanya disebut adjusted current income.
Menurut akuntansi, laba kauntansi dalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut. Menurut belkaoui, definisi tentang laba itu mengandung lima sifat :
1.      Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
2.      Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu, artinya merupakan prestasi perusahaan itu pasa periode tertentu.
3.      Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.
4.      Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya yang historis yang dikeluarkan perusahaan untuk memdapatkan hasil tertentu.
5.      Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi biaya yang diterima atau dikeluarkan dalam periode yang sama.
Cirri- cirri ini ditambah oleh Most dan didukung oleh oleh Ijiri, Kohler, dan Mautz.
Disamping itu ada kelemahan yang terkandung di dalamnya:
1.      Tidak dapat menunukkan laba yang belum direalisasi yang timbul dari kenaikan nilai. Kenaikan ini ada, namum belum direalisasi.
2.      Sulit mengakui kebenaran ika dilakukan perbandingan. Hal ini timbul karena perbedaan dalam metode menghitung cost, perbedaan waktu antara realisasi hasil dan biaya.
3.      Penerapan prinsip realisasi, historical cost, dan conservatisme dapat menimbulkan salah pengertian terhadap data yang disajikan.






BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Accounting Income adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu
fischer, lindahl, dan hick menjelaskan sifat- sifta laba ekonomi, mencakup 3 tahap: Physical Income , Real income , Money income
Menurut Konsep capital maintenance ini, laba baru disebut ada setelah modal yang dikeluarkan tetap masih ada (capital maintenance atau return of capital) atau biaya yang telah ditutupi  (cost recovery) atau pengambilan modal return of capital.
2.      Saran
Setiap orang menginginkan laba yang sebesar- besarnya dari apa yang mereka kerjakan, umumnya para pengusaha. Sebagai mahasiswa yang mempelajari akuntansi khususnya, kita harus bisa memahami konsep laba menurut bebrapa pihak karena adanya perbedaan dalam pendapat dan cara menghasilkan laba dalam praktek kinerjanya.




DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar